18 Januari 2016

pantai linau kaur bengkulu

pantai linau kaur bengkulu

Menghabiskan liburan bersama keluarga tercinta memang menjadi suatu hal yang sangat menyenangkan dan tak terlupakan. Untuk Anda yang berencana liburan ke luar kota, salah satu destinasi yang harus dikunjungi adalah objek wisata di Bengkulu ini, yakni Pantai Linau yang terletak di Desa Linau, Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.
Pantai Linau dapat ditempuh dengan jalur darat. Sekitar 4,5 jam dari pusat Kota Bengkulu. Tiba di Kota Bintuhan, Kabupaten Kaur, Anda dapat berkendara sekitar 25 menit perjalanan menuju desa yang menjadi lokasi salah satu objek wisata di Bengkulu ini.
Photo : kaur-bengkulu-sumatra-indonesia.blogspot.com
Tiba di Desa Linau, Anda akan disambut dengan keindahan dan pesona pemandangan air laut yang menenangkan dengan birunya yang membius, ditambah deburan ombak lembut, serta pasir putih dan halus yang menawan. Uniknya, pantai ini memiliki bebatuan malikan yang dapat mengeluarkan bunyi khas, mirip suara musik ketika terkena ombak.
Photo : kaur-bengkulu-sumatra-indonesia.blogspot.com
Menurut warga sekitar, pantai ini menjadi lokasi pelabuhan dan tempat pendaratan para nelayan usai mencari ikan di laut lepas. Selain sebagai tempat menenangkan pikiran, para wisatawan dapat menikmati sate gurita, ikan bakar dan seafood lainnya, serta minuman kelapa muda yang menyegarkan. wisatawan juga dapat memancing ikan di Dermaga Linau.
Setiap sorenya, dermaga ini banyak dikunjungi pengunjung dari anak-anak hingga orang tua yang ingin menikmati sunsetnya yang indah. di tempat yang sama, setiap tiga kali seminggu, komunitas snorkeling pemuda Kaur selalu berwisata alam bawah laut di Pantai ini.
Untuk dapat menikmati keindahan Pantai Linau, para wisatawan tidak perlu membayar apapun alias gratis. Asyik bukan? Semakin lengkapi perjalanan Anda dengan Ticktab.com, dan dapatkan akomodasi nyaman dan terjangkau di kawasan kota Bengkulu. Selamat berlibur ya!

Perayaan Tabot Di Kota Bengkulu


Sejarah Perayaan dan Festival Tabot di Bengkulu


Sabtu; 24 November 2012 [Kukuh Ignasius , TARAKANITA BENGKULU] - Artikel Umum
Pada tanggal 1 sampai dengan 10 Muharram H (Kalender Arab) setiap tahun di kota Bengkulu dilaksanakan Festival Tabot. Festival Tabot diselenggarakan berdasarkan Pesta Budaya Tabot yang dilaksanakan oleh masyarakat Kota Bengkulu dalam rangka memperingati gugurnya Amir Hussain, cucu Nabi Muhammad SAW, di Padang Karbala (Irak). Perayaan ini telah diselenggarakan secara tetap oleh masyarakat kota Bengkulu sejak abad 14. Masyarakat kota Bengkulu percaya bahwa apabila perayaan ini tidak mereka selenggarakan maka akan terjadi musibah atau bencana. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila perayaan Tabot ini penuh dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat ritual dan kolosal.
Sejak tahun 1990 Pesta Budaya Tabot ditingkatkan menjadi Festival Wisata di Propinsi Bengkulu, yang diberi nama Festival Tabot. Dalam Festival Tabot, perayaan yang semula hanya berisikan upacara-upacara ritual diperkaya dengan berbagai atraksi tambahan yang mampu memberi hiburan kepada masyarakat dan wisatawan. Selama 10 hari pelaksanaan Festival Tabot, masyarakat dan wisatawan dapat menyaksikan rangkaian upacara ritual Tabot dan menikmati berbagai pegelaran seni-budaya serta lomba-lomba kreasi seni tradisional Bengkulu, seperti : lomba Ikan-Ikan, lomba Telong-Telong (mungkin berasal dari kata Tengloleng atau Lampion dalam bahasa Cina), lomba Dol, lomba tari, Lomba Barong Landong (mirip Ondel-Ondel Betawi) dan sebagainya.

SEJARAH PESTA BUDAYA TABOT

Tabot berasal dari kata At-Tabut yang secara harfiah memiliki arti kotak atau peti. At-Tabut sudah ada sejak zaman Nabi Musa dan Harun, pada waktu itu At-Tabut dibawa turun ke bumi oleh malaikat. Menurut kepercayaan Bani Israel, At-Tabut ini adalah sebuah peti atau kotak tempat menyimpan jenazah pemimpin mereka. Mereka meyakini bahwa At-Tabut harus tetap berada di tangan mereka karena hal ini akan mendatangkan kebaikan. Sebaliknya musibah akan datang apabila At-abut tidak berada di tangan mereka.
At-Tabut dalam bentuk yang lain muncul pada waktu terjadi perang antara Amir Hussain (cucu Nabi Muhammad SAW) melawan kaum Khawarij di Padang Karbala (Irak). Dalam pertempuran di Karbala Amir Hussain dan pengikutnya mengalami kekalahan karena jumlah yang tidak seimbang. Amir Hussain sendiri gugur dengan tangan dan kepala yang terpisah dari badan. Ketika tubuh Amir Hussain yang sudah tidak berkepala dan bertangan itu diketemukan kembali oleh para pengikutnya, maka turunlah bangunan aneh yang sangat indah dan mengangkat tubuh Amir Hussain. Para pengikut Amir Hussain yang sangat menyayangi pemimpin mereka ikut bergelantungan pada bangunan indah yang terbang itu, dan pada saat itu terdengar suara yang berkata : “Kalau kamu sayang kepada Hussain, buatlah bangunan berbentuk indah ini setiap sepuluh hari dalam bulan Muharram guna mengenang para syuhada yang gugur di Padang Karbala”. Bangunan indah yang membawa jenazah Hussain itu kemudian disebut Tabut (Tabot dalam dialek bahasa Bengkulu). Sejak saat itu perayaan Tabut dilaksanakan setiap tahun selama 10 hari dalam bulan Muharram oleh para pengikut Imam Hussain.
Upacara Ritual Tabot sampai di Bengkulu dibawa oleh para penyebar agama Islam dari Punjab. Para penyebar agama Islam dari Punjab yang datang ke Bengkulu pada waktu itu adalah para pelaut ulung di bawah pimpinan Imam Maulana Irsyad. Rombongan Imam Maulana Irsyad yang datang ke Bengkulu berjumlah 13 orang, antara lain terdapat : Imam Sobari, Imam Bahar, Imam Suandari dan Imam Syahbuddin. Mereka tiba di Bengkulu pada tahun 1336 Masehi (756/757 Hijriah). Setibanya di Bengkulu kaum Syiah penyayang Amir Hussain ini langsung melaksanakan rangkaian Upacara Ritual Tabot yang diselenggarakan selama 10 hari, yakni dari akhir bulan Dzulhijjah 756 H sampai dengan tanggal 10 Muharram 757 H. Nama Imam Maulana Irsyad dan kawan-kawan ini kurang dikenal dalam sejarah, hal ini mungkin mereka pada waktu itu belum menetap secara tetap di Bengkulu. Nama yang lebih dikenal dalam sejarah Tabot di Bengkulu adalah Syekh Burhanuddin (Imam Senggolo). Syekh Burhanuddin hidup di Bengkulu pada masa Inggeris sudah masuk ke Bengkulu, yakni antara tahun 1685 sampai dengan 1825.

RANGKAIAN UPACARA RITUAL BUDAYA TABOT

1. UPACARA PENGAMBILAN TANAH.

Upacara Pengambilan Tanah dilaksanakan pada malam hari sebelum tanggal 1 Muharram, sekitar pukul 20.00 WIB (setelah shalat Isya). Upacara Pengambilan Tanah dilakukan di dua tempat, yaitu di Pantai Nala dan Tapak Paderi. Upacara ini diartikan sebagai peringatan atau mengenang kembali manusia yang pada awalnya diciptakan dari tanah dan nantinya akan kembali menjadi tanah. Upacara ini dilengkapi sesajen berupa bubur merah, gula merah, sirih tujuh subang, rokok tujuh batang, air kopi pahit, air serobat (air jahe), air susu sapi murni, air cendana dan air selasih. Sesudah sesajen didoakan, diambil tanah dua kepal, sekepal diletakkan di Gerga (di ibaratkan benteng) dan sekepal lainnya dibawa pulang untuk diletakkan diatas Tabot yang akan dibuat.

2. UPACARA DUDUK PENJA.

Upacara Sakral Duduk Penja dilaksanakan selam dua hari, yakni pada tanggal 4 dan 5 Muharram pada pukul 16.00 WIB. ini dilakukan pada tanggal 5 Muharram. Penja adalah Pending Jari-Jari yang berbentuk jari-jari tangan yang terbuat dari tembaga serta disimpan diatas rumah sekurang-kurangnya selama satu tahun. Didahului dengan berdoa, Penja diturunkan untuk di cuci, dilengkapi sesajen berupa emping, air serobat, susu murni, air kopi pahit, nasi kebuli, pisang emas dan tebu. Setelah dicuci, keluarga pembuat tabot langsung mengantarkan Penja yang dibungkus ke gerganya, dengan diiringi bunyi dol dan tassa, untuk disimpan kembali selama upacara perayaan tabot.

3. UPACARA MENJARA.

Upacara Menjara dilaksanakan malam hari tanggal 5 dan 6 Muharram mulai pukul 19.30 WIB. Menjara berarti “perjalanan panjang di malam hari”, upacara ini dimaksudkan untuk melakukan silahturakhmi atau konsolidasi. Pada malam pertama (tanggal 5 Muharram) kelompok Bangsal mengunjungi kelompok Imam dan pada malam kedua (tanggal 6 Muharram) kelompok Imam mengunjungi kelompok Bangsal dengan perlengkapan Dol dan Tassa. Dalam perjalanan perlengkapan musik Dol dan Tassa akan melagukan lagu Semi Tsauri pada saat berjalan dan lagu-lagu Tsauri, Melalu dan Tamatam pada tempat-tempat berhenti.

4. MALAM ARAK JARI-JARI DAN ARAK SEROBAN

Upacara Arak Jari-Jari dilakukan pada tanggal 7 Muharram pukul 19.30 malam. Malam Arak Jari-Jari dilaksanakan dengan menempatkan Penja yang sudah didudukkan di atas Tabot Coki, kemudian diarak untuk berkumpul di tanah lapang. Sedangkan persiapan upacara Arak Seroban diselenggarakan pada tanggal 8 Muharram pukul 16.00 WIB (setelah shalat Ashar), yakni mempersiapkan Seroban untuk diarak bersam-sama Penja (Jari-Jari) pada malam harinya. Upacara ini di ibaratkan sebagai pemberitahuan kepada masyarakat bahwa jari-jari tangan dan sorban Amir Hussain telah ditemukan di Padang Karbala.

5. HARI GAM

Hari GAM berlangsung pada tanggal 9 Muharram, dimulai pada pukul 06.00 WIB. Hari GAM berarti tidak boleh ada bunyi-bunyian sama sekali sampai Tabot Naik Pangkek.

6. TABOT NAIK PANGKEK.

Pada pukul 14.00 WIB sesudah shalat Dhuhur tanggal 9 Muharram dilakukan acara Tabot Naik Pangkek. Tabot Naik Pangkek adalah kegiatan menyambungkan bangunan puncak Tabot dengan bangunan bagian Tabot Gedang di tempat pembuatannya.

7. MALAM ARAK GEDANG.

Pada tanggal 9 Muharram pukul 16.00 Tabot dibawa ke Gerga untuk Soja dan Penja dinaikkan ke atas Tabot sebelum diarak menuju tanah lapang untuk bersanding. Pada pukul 19.00 malam harinya Tabot sudah bersanding di tanah lapang, prosesi ini disebut Malam Arak Gedang.

8. ARAK-ARAKAN TABOT TERBUANG.

Pagi hari pukul 08.00 WIB tanggal 10 Muharram Tabot kembali diarak untuk bersanding di tanah lapang. Setelah itu Tabot diarak menuju Kerabela (sebutan orang Bengkulu untuk Karballa). Sebelum diarak, seluruh Tabot menyembah terlebih dahulu kepada Tabot Imam dan Tabot Bangsal. Juru Kunci menyambut arak-arakan Tabot di pintu gerbang Kerabela. Sebelum masuk dilakukan upacara untuk meluruskan mana yang bengkok, memberitahu mana yang keliru dan memperbaiki mana yang salah. Setelah itu arak-arakan Tabot menuju kompleks pemakaman Kerabela, dan di sini dilaksanakan upacara penyerahan Tabot kepada leluhur di makam Syahbedan Abdullah

THOMAS PARR Monument

THOMAS PARR Monument


























Thomas Parr Monument - Bengkulu

Terletak di sebelah tenggara dan berjarak 170 m dari Benteng Marlborough. Keletakan geografis tugu ini adalah 03o47'19,16" LS dan 102o15'04,1" BT. Tugu ini berupa bangunan monumental untuk memperingati residen Thomass Parr yang tewas dibunuh rakyat Bengkulu. Tugu ini berdenah segi 8 dan mempunyai tiang-tiang bergaya corintian. Pintu masuk pada tugu ini terdapat di bagian depan dan sisi kanan dan kiri. Bentuk dari pintu masuk ini lengkung sempurna dan tidak mempunyai daun pintu. Pada salah satu dinding di ruang dalam tugu terdapat sebuah prasasti, tapi pada saat ini sudah tidak dapat dibaca lagi. Bagian atas tugu mempunyai atap yang berbentuk kubah. Berdasarkan lukisan Joseph C Stadler dalam buku Prints of Sotut East Asia in The India Office Library terlihat di lokasi tugu ini terdapat Gedung Pemerintahan dan Gedung Dewan EIC. Pada saat ini sisa-sisa kedua bangunan tersebut sudah tidak dapat ditemukan lagi karena lokasi tersebut sudah merupakan kawasan pertokoan dan pusat pemerintahan Dati I Bengkulu.(2)

Monumen ini dibangun untuk mengenang Thomas Parr, seorang Residen Bengkulu dari Inggris yang tewas ditikam dan kemudian dipenggal kepalanya oleh penduduk setempat pada tahun 1807 ketika ia tengah beristirahat di rumahnya. Thomas Parr diduga dibunuh oleh orang-orang Bugis yang bekerja sebagai anggota keamanan perusahaan dagang Inggris (East India Company). Thomas Parr merasa khawatir dengan perkembangan kekuatan pasukan Bugis ini dan berupaya untuk mengurangi peran mereka, namun orang Bugis merasa tidak senang hingga akhirnya ia terbunuh. Inggris membalas kematian Parr dengan menembaki sejumlah penguasa lokal yang dicurigai berada dibalik pembunuhan tersebut dan membumihanguskan desa-desa tempat tinggal mereka(4)

TUGU THOMAS PARR, remembering the evil
Residen Thomas Parr (1805-1807) adalah penguasa Inggris ke empat puluh sembilan yang diangkat pemerintah Inggris (Residen pertama pertama Bengkulu, penguasa sebelumnya di sebut Deputy Governor) Thomas Parr Menggantikan Deputy Governor Walter Ewer (1800-1805)(8),Parr sampai di Bengkulu tanggal 27 September 1805, menggantikan Walter Ewer. Thomas Parr dikenal sebagai penguasa Inggris yang angkuh dan ganas, dia adalah orang pertama yang memperkenalkan tanaman kopi dengan tanaman paksa di Bengkulu.

Kekejaman dan keangkuhan Thomas Parr tidak saja dirasakan oleh penduduk pribumi tapi juga oleh orang-orang Bugis yang bekerja pada kompeni Inggris, bahkan juga dirasakan oleh pejabat Inggris lainnya. Parr juga dianggap terlalu jauh melangkah mencampuri urusan kepemimpinan tradisional dan adat masyarakat Bengkulu, seperti membuat pertentangan antara rakyat dengan pangeran Sungai Hitam serta peradilan.

Puncak dari kebencian rakyat Bengkulu akhirnya tidak terbendung lagi pada malam 23 Desember 1807, Thomas Parr yang berada di rumah peristirahatannya Mount Felix(Sekarang Rumah Dinas Gubernur atau Gedung Daerah) tiga mil arah Selatan Marlborough dihabisi masa rakyat dibawah pimpinan Depati Sukarami, Depati Pagar Dewa dan Depati Lagan. Kesaksian dari isteri Parr menyebutkan tiga orang yang masuk kerumah membunuh Parr, asistennya Charles Murray yang berusaha melindungi majikannya terluka dan akhirnya meninggal, sementara dia sendiri hanya terluka. Dari kesaksian isteri Parr jelaslah bahwa tujuan penyerang hanyalah Thomas Parr.

Sebagai pembalasan Inggris bertindak keji dan membabi buta, menghancurkan dusun-dusun di Sukarami, Pagar Dewa dan Lagan tanpa prikemanusiaan, bukan saja penduduk yang menjadi sasaran hewan ternakpun tidak luput dari amukan tentara Inggris yang kehilangan kendali.

Pada tahun 1808 Inggris mendirikan Monumen untuk memperingati Thomas Parr yang terletak 100 meter dari Benteng Marlborough, dalam pembangunannya rakyat dipaksa dengan kekerasan agar pembangunannya dapat selesai dalam waktu yang telah ditentukan. Luas bangunan tugu ini seluas 70 meter persegi, tinggi 13,5 meter persis di depan kantor Pos Bengkulu. Monumen ini oleh rakyat Bengkulu disebut dengan Kuburan Bulek . Inggris mendirikan monument ini sebagai penghargaan dan penghormatan terhadap Thomas Parr sementara bagi rakyat Bengkulu ditafsirkan sebagai penghargaan terhadap para pejuang tak dikenal yang telah mati dalam mempertahankan hak dan kemerdekaaan tanah leluhurnya dari penindasan kolonial Inggris.
Kuburan Bulek ini juga merupakan simpul persatuan rakyat Bengkulu dalam melakukan protes dan air mata darah orang Bengkulu yang telah ditumpah paksakan oleh kesemenaan Inggris, juga merupakan tonggak sejarah yang mengandung nilai historis yang tidak ternilai bagi generasi sekarang(3
Di semayamkan di dalam Benteng Marlborough dan masih bisa kita jumpai bila berkunjung ke Benteng fort Marlborough, yang katanya memang di pindahkan dari tempat asal mulanya untuk menghindari amarah rakyat Bengkulu saat itu yang membongkar makam tersebut.

Sebagai informasi buat pengunjung Benteng Fort Marlborough, saat ini tidak banyak yang tahu kalau makam di dalam benteng itu adalah makan Thomas Parr dan Asistennya. Dulu saat admin masih sering kesana tulisan di atas makam tersebut itu juga tidak begitu terbaca lagi, dan mungkin sekarang keadaan tulisannya semakin parah dan makin tak terbaca. Namun demikian admin berhasil memperoleh copy tulisan yang sempat di baca ahli sejarah Inggris yang mendokumentasikannya saat awal restorasi Benteng Fort Marlborough dulu, dan copy tulisan ini semoga bisa di cantumkan di dekat makam oleh pengelolah Benteng untuk keterangan kepada pengunjung yang datang ke makam. Berikut copy dari tulisan batu penutup makam itu (3 makam) (Gravestones in Fort Marlborough):
1. Underneath this obelisk are interred / the Remains of / Captain Robert Hamilton / Who died on the 15th of Decr 1793/ at the Age of 38 Years / in the command of the Troops / and / Second Member of the Government.
2. Here / Are deposited the Remains of / Charles Murray Esqr. / Assistent to the Residency(?) of Fort Marlborough / His !!!!!! a Progress / of the Band of Assassins / on the Night of the ...... December 1807 / when Thomas Parr esqr / Resident at Bencoolen / Represenrative of Government / fell by their misguided Duty(?) / His humane care preserved the Life of / The widow of !!!!! his ....nd / Wounded in com...... her husband / from the Daggers of the Assassins / Dis..... induced by anxious and unceasing Execution / in the zealous Discharge of his public Duty / (dimine) a Season of Danger and Alarm / removed(?) this Life / on the 7th of January 1808 / Aged 21 Years / In Memory / of his brave and humane Conduct / and of his public Services / The Right Honourable Lord Minto / Governor General in Council / caused this Monument to be erected / To the Memory of / Charles Murray Esquire.
3. Here are Deposited / The Remains / of / Thomas Parr Esquire / in life / the representative !!!!!!!!!!! I !!!!!!! assassins / in the night .............. of December /................ / .................. /....................... / and advantage to I His Employers / The Right Honourable Gilbert Lord Minto / Governor General in Council / has ordered / that this marble be erected / to his Memory / Lindeman, Sct.This Stone / Is added ad .............. the ........................./ The ................. of / Thomas Parr Esquire /.............. /............. / Widow / Will ............................ / Time shall be no more / Lindeman, Sct. (De naam Lindeman is die van de steenhouwer)

Bisa di simpulakan bahwa ke tiga makam itu adalah makam :
1. Captain Robert Hamilton
2. Charles Murray Esqr
3. Thomas Parr Esquire

Jadi Tugu Thomas Parr sangat erat hubungannya dengan Benteng Fort Marlborough. Inilah penjelasan dari makam- makam yang selalu menjadi tanda tanya bagi pengunjung Benteng Fort Marlborough ( Admin).

Oh birokrat Bengkulu, anda boleh saja berkuasa saat ini. Tapi dengan membongkar heritage ini sama saja anda menghina dan tidak menghargai orang-orang Bengkulu, anda akan di kenang sebagai birokrat yang tak menghargai nilai-nilai sejarah, dan anda di kenang sebagai birokrat yang tak patut di hormati. Anda akan masuk catatan hitam sejarah Bengkulu. Jadi sebaiknya anda ikut melestarikan Heritage yang menjadi Icon Bengkulu lebih dari satu abad berlalu ini, bukan dengan membongkarnya.



Danau Mas Harun Bastari

Danau Mas Harun Bastari
Lake Mas Harun Bastari
-
Foto Visit To Bengkulu.
Danau Mas Harun Bastari memiliki sebuah pulau yang unik di tengahnya. Danau ini memiliki sebuah pulau yang berbentuk huruf C. Warga sekitar mengatakan bahwa huruf C tersebut melambangkan nama kota Curup.
Lake Mas Harun Bastari has a unique island in the middle. This lake has an island-shaped C. Local residents say that the letter C represent the city name Curup.
-
Di sekitar danau terdapat kebun sayuran milik warga dan pepohonan rindang untuk Anda berteduh. Tempat wisata ini memiliki fasilitas yang tergolong lengkap untuk pengunjungnya mulai dari lahan parkir, mushola, toilet, arena bermain anak, toko suvenir dan warung makan.
Around the lake there is a vegetable garden belonging to residents and shade trees for your shelter. These attractions have facilities that are complete for visitors from the parking area, rooms, restrooms, playground, souvenir shops and food stalls.
-
Kegiatan yang bisa Anda lakukan di sini tentu saja memancing. Selain itu, ada juga wahana permainan lain seperti sepeda air, flying fox dan juga berkeliling danau dengan perahu.
Activities you can do here of course fishing. In addition, there are also other games such as bike rides water, flying fox and also around the lake by boat.
-
Tempat wisata ini berada di Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.
Tourist attractions are located in the District Selupu Rejang, Rejang Lebong, Bengkulu.

26 Oktober 2015

Paduan Keindahan Alam dari Gunung Kaba, Bengkulu

Bayar Lelah dengan Sunrise
6/09/14, 05:10 WIB
PEMANDANGAN ELOK: Wisatawan mendirikan tenda di puncak Gunung Kaba, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, untuk bisa menyaksikan terbitnya matahari. (Komi Kendy Setiawati/Rakyat Bengkulu/JPNN)
GUNUNG Kaba lebih sering disebut Bukit Kaba. Gunung setinggi 1.938 meter itu menjadi salah satu primadona wisata di Provinsi Bengkulu.
* * *
GUNUNG Kaba mudah didatangi siapa saja. Untuk menuju puncak bukit, rute dan jalurnya tidak terlalu sulit meski tentu tidak bisa dianggap enteng. Perjalanan pulang pergi bisa ditempuh dalam sehari jika pengunjung hanya ingin hiking dan tidak mendirikan tenda di area camping. Selain itu, sangat disayangkan jika para pengunjung melewatkan keindahan sunrise dari ufuk timur pada cuaca cerah di Bukit Kaba.
Dari arah terbitnya matahari tersebut, pengunjung bisa menyaksikan kumpulan awan yang bagaikan hamparan permadani di depan mata. Barisan bukit lain juga tampak dari arah timur. Warna langitnya pun berubah-ubah. Yakni, kelam saat menjelang fajar lantas menjadi biru tua, oranye, lalu berubah biru muda dengan awan yang berarak.
Terdapat juga tiga kawah cantik di sana. Dua di antaranya merupakan kawah hidup bisa dijangkau dan disaksikan dari dekat. Ya, Bukit Kaba merupakan salah satu gunung berapi aktif tipe A di Pulau Sumatera.
Secara administrasi, kaki Bukit Kaba terdapat di Desa Talang Markisa, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong. Daerah itu bisa didatangi dari Kota Bengkulu dan Kota Lubuklinggau, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, yang sekarang sudah memiliki bandara sendiri. Yakni, Bandara Silampari.
Jika dibandingkan dengan perjalanan dari Bengkulu yang memerlukan waktu dua hingga dua setengah jam ke kaki bukit, perjalanan dari Kota Lubuk Linggau justru lebih dekat, yakni hanya sejam.
Sepanjang perjalanan menuju Desa Talang Markisa tersebut, kita bisa menyaksikan perkebunan sayur milik warga di kiri dan kanan jalan. Sebagian besar penduduk desa itu memang bercocok tanam cabai, bunga kol, bawang merah, wortel, dan tomat. Jika sudah tiba di Desa Talang Markisa, pengunjung diwajibkan melapor di Pos Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sebelum menuju pintu rimba. Selain menuliskan identitas, pengunjung dikenakan tarif masuk kawasan wisata itu.
Lantas, pendakian dimulai dari pintu rimba yang berjarak sekitar 100 meter dari Pos Pokdarwis. Yakni, ditandai dengan menyeberangi aliran air. Agar sampai ke puncak, ada tiga selter yang bisa disinggahi untuk beristirahat.
Perjalanan dari pintu rimba menuju selter satu membutuhkan waktu sekitar sejam. Jalurnya melewati lorong tanah, vegetasi hutan bambu, dan hutan rimbun. Lalu, perjalanan dari selter satu ke selter dua juga ditempuh sekitar sejam dengan melewati satu jalur yang cukup terkenal dengan nama Tebing Cengeng.
Tebing tersebut dinamai Tebing Cengeng karena memiliki kemiringan sekitar 60 derajat sepanjang 50 meter. Mendaki tebing itu benar-benar membuat para pendaki mengeluh hingga ingin menangis. Sementara itu, dalam perjalanan dari selter dua menuju selter tiga, ada kubah (bangunan mirip bunker) yang merupakan pintu masuk kawasan puncak bukit. Perjalanan tersebut membutuhkan waktu setengah jam.
Selama perjalanan dari selter ke selter, pengunjung tidak hanya bisa menikmati udara segar, pemandangan hijau, dan suasana persahabatan, tetapi juga suara bermacam-macam satwa. Salah satu yang paling khas adalah suara siamang yang terdengar jika ada pendaki yang melintasi selter satu ke selter dua. Mereka biasanya bersuara karena ingin menandai wilayah habitatnya.
Setelah tiba di selter tiga kubah, pendaki dapat mendirikan tenda. Kalau hanya hiking, pengunjung bisa duduk melepas lelah sebelum melanjutkan perjalanan ke kawah hidup dan kawah mati. Selain itu, ada sumber air di 20 meter sebelah kiri lembah yang menghadap puncak. Sumber air tersebut cukup jernih sehingga menjadi alternatif bagi pengunjung yang kehabisan air minum.
Untuk menuju ke kawah hidup, jalannya sejalur dengan jalur kubah. Pengunjung harus menempuh perjalanan sekitar 20 menit. Nanti pengunjung juga melintasi tangga yang disebut Tangga Seribu. Meski bernama Tangga Seribu, tangga itu tidak sampai berjumlah seribu. Secara keseluruhan, perjalanan 2,5 jam dari pintu rimba menuju puncak Bukit Kaba memang cukup melelahkan.
Menurut seorang pendaki perempuan yang sudah biasa mendaki gunung-gunung di Jawa, Pratiwi Setyo, jalur gunung Sumatera sangat berbeda dengan gunung-gunung di Jawa. ’’Gunung Sumatera berjarak pendek, tetapi perjalanannya cukup melelahkan. Sebab, trek datarnya sangat sedikit,’’ tuturnya.
Dia menjelaskan, pendaki terkadang harus berpegangan pada akar-akar jika ingin menaiki undakan tanah. Sementara itu, di Jawa banyak jalur datar nan panjang sehingga tidak terlalu melelahkan meski waktu tempuhnya lebih lama. Namun, rasa lelahnya akhirnya terbayar dengan pemandangan yang elok.
Bagi yang ingin melihat sunrise tanpa harus camping atau mendirikan tenda, ada tip yang memudahkan pendaki. Pendakian bisa dilakukan dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Jadi, pengunjung bisa tiba di puncak pada pukul 05.00 WIB atau menjelang matahari terbit. Untuk cara itu, pengunjung wajib membawa senter dan setidaknya mengajak satu orang yang sudah mengetahui jalur pendakian di sana.
Kunjungan ke lokasi wisata tersebut biasanya ramai pada Sabtu, Minggu, dan hari-hari libur. Pada hari besar seperti Hari Kemerdekaan 17 Agustus dan Tahun Baru, jumlah pendaki dan pengunjung yang hiking bisa mencapai ratusan orang. (ken/JPNN/c20/diq)
Pantai Panjang Putri Gading Cempaka

Pantai Panjang Putri Gading Cempaka
Pantai Panjang Putri Gading Cempaka
Pantai berpasir putih yang memiliki garis pantai sepanjang 7 Km ini adalah tempat wisata terkenal di Bengkulu. Banyak wisatawan yang mengatakan bahwa pantai Panjang Putri Gading Cempaka adalah pantai yang memiliki garis pantai terpanjang di Indonesia. Pemandangan ombak yang tenang, pasir yang halus dan sejumlah deretan pohon cemara semakin membuat pantai ini digemari wisatawan.

Ada juga beragam fasilitas yang tersedia di sini, seperti penginapan, kafe, mal,toilet  umum, sport centre, musholla, penyewaan sepeda, dan lain-lainnya.

 Rumah Pengasingan Bung Karno

Rumah Pengasingan Bung Karno
Rumah Pengasingan Bung Karno
Rumah di Jalan Soekarno-Hatta, Kecamatan Gading Cempaka, ini menjadi saksi perjuangan Bung Karno bersama rakyat Indonesia merebut kemerdekaan. Selama empat tahun, 1938 – 1942, rumah berukuran 9 x 18 meter ini menjadi tempat tinggal Bung Karno.
Arsitektur Cina terlihat dari bentuk lubang angin dan ornamen khas Tionghoa di beberapa bagian rumah. Diduga rumah ini sebelumnya adalah milik pedagang Cina yang kemudian disewa oleh Belanda sebagai tempat pengasingan Bung Karno.
Di dalam tempat wisata ini, Anda bisa melihat buku-buku koleksi Bung Karno. Ada juga sepeda, meja, kursi, ranjang, mesin jahit bahkan surat cinta antara Bung Karno dan Fatmawati dahulu. Menariknya, di belakang rumah terdapat sebuah sumur tua yang mitosnya bisa mengabulkan permohonan jika pengunjung membasuh wajah dengan airnya.
Hanya dengan 2.500 Rupiah, Anda sudah bisa masuk ke tempat wisata di Bengkulu yang penuh nilai sejarah ini. Rumah pengasingan ini ramai dikunjungi saat akhir pekan.

 Masjid Jamik Bengkulu

Masjid Jami Bengkulu
Masjid Jami Bengkulu
Selama diasingkan, Bung Karno ternyata tak hanya sibuk dengan buku-bukunya dan upaya memerdekakan Indonesia. Presiden pertama Indonesia ini juga meninggalkan jejaknya dalam Masjid Jamik Bengkulu.
Bersama warga setempat, ia membagun kembali sebuah masjid tua di ujung Jalan Soeprapto, pusat kota Bengkulu. Hasil karyanya yang bisa dilihat adalah dari atap masjid berbentuk limas yang menggambarkan persatuan budaya di Bengkulu dan di Indonesia. Selain itu, ia juga menambahkan beberapa tiang dengan ukiran berwarna emas.
Masjid yang telah menjadi salah satu tempat wisata di Bengkulu ini berjarak 1,2 km dari Benteng Marlborough.